Di zaman pra-Islam, wilayah Jazirah Arab itu beda banget antara yang di selatan sama yang di utara. Wilayah selatan punya tanah subur dan banyak sumber air, jadi masyarakatnya maju banget. Buktinya, banyak kerajaan besar bermunculan di sana.

Sementara itu, yang di utara, termasuk Makkah dan Madinah, itu gersang dan jarang banget hujan. Peradabannya nggak sehebat wilayah selatan. Tapi satu-satunya hal besar di utara itu adalah Kakbah.

Menurut buku "Muhammad Nabi untuk Semua" oleh Maulana Wahiduddin Khan, Kakbah adalah pusat pemujaan bagi semua suku bangsa di Jazirah Arab. Mereka datang berbondong-bondong ke Kakbah, mendirikan patung-patung berhalanya, dan menganggap Kakbah itu tempat yang sangat suci.

Raja Abrahah punya ide buat ngambil duit dari para peziarah yang datang ke Kakbah. Dia coba buat ngajak mereka ke gereja besar yang dia bangun di Kota San'a, Yaman. Tapi sayangnya, upayanya gagal total.

Abrahah akhirnya putus asa dan memutuskan buat merusak Kakbah biar peziarahnya pindah ke gereja yang dia bangun. Pada tahun 570 M, dia ngumpulin pasukan beserta gajah-gajahnya buat menyerang Kakbah. Tapi yang terjadi malah sebaliknya.

Serangan gila-gilaan Raja Abrahah ke Kakbah akhirnya gagal total. Jadi, Kakbah tetap aman, dan upayanya untuk nggusur tempat ibadah itu dengan gereja besar juga berakhir dengan tuntutan yang tidak terpenuhi. Peristiwa ini jadi salah satu bagian menarik dalam sejarah pra-Islam Jazirah Arab yang akhirnya membuka jalan untuk datangnya Islam dan kelahiran Nabi Muhammad SAW.